Sebuah negara yang mempunyai seorang pemimpin baik, jujur, adil dan memperhatikan kebutuhan rakyatnya, dipastikan kehidupan di negara tersebut aman dan sentosa, tetapi bila sang pemimpin hanya mementingkan dirinya sendiri, hancurlah negara tersebut dan sengsaralah rakyatnya yang selalu ditindas sebab rakyatnya harus taat apa yang dia katakannya dan rakyatnya juga harus memenuhi semua keinginannya, bila tidak mau akan dihakimi layaknya seorang pendosa atau penjahat.
Jabatan imam adalah pemimpin rumah ibadat yang artinya sebenarnya pengubung antara Allah dengan umat-Nya, imam tidak punya hak sebagai hakim walaupun dia disebut sebagai pemimpin, imam hanya pemimpin rumah ibadat bukan pemimpin umat.
Tetapi di jaman Tuhan Yesus, imam menjadi hakim yang menentukan Tuhan Yesus bersalah dengan tuduhan menghujat / menghina Allah dan menjatuhi-Nya hukum mati.
3. Pada waktu itu berkumpullah imam-imam kepala dan tua-tua bangsa Yahudi di istana Imam Besar yang bernama Kayafas,
4. dan mereka merundingkan suatu rencana untuk menangkap Yesus dengan tipu muslihat dan untuk membunuh Dia.
5. Tetapi mereka berkata: "Jangan pada waktu perayaan, supaya jangan timbul keributan di antara rakyat."
57. Sesudah mereka menangkap Yesus, mereka membawa-Nya menghadap Kayafas, Imam Besar. Di situ telah berkumpul ahli-ahli Taurat dan tua-tua.
58. Dan Petrus mengikuti Dia dari jauh sampai ke halaman Imam Besar, dan setelah masuk ke dalam, ia duduk di antara pengawal-pengawal untuk melihat kesudahan perkara itu.
59. Imam-imam kepala, malah seluruh Mahkamah Agama mencari kesaksian palsu terhadap Yesus, supaya Ia dapat dihukum mati,
60. tetapi mereka tidak memperolehnya, walaupun tampil banyak saksi dusta. Tetapi akhirnya tampillah dua orang,
61. yang mengatakan: "Orang ini berkata: Aku dapat merubuhkan Bait Allah dan membangunnya kembali dalam tiga hari."
62. Lalu Imam Besar itu berdiri dan berkata kepada-Nya: "Tidakkah Engkau memberi jawab atas tuduhan-tuduhan saksi-saksi ini terhadap Engkau?"
63. Tetapi Yesus tetap diam. Lalu kata Imam Besar itu kepada-Nya: "Demi Allah yang hidup, katakanlah kepada kami, apakah Engkau Mesias, Anak Allah, atau tidak."
64. Jawab Yesus: "Engkau telah mengatakannya. Akan tetapi, Aku berkata kepadamu, mulai sekarang kamu akan melihat Anak Manusia duduk di sebelah kanan Yang Mahakuasa dan datang di atas awan-awan di langit."
65. Maka Imam Besar itu mengoyakkan pakaiannya dan berkata: "Ia menghujat Allah. Untuk apa kita perlu saksi lagi? Sekarang telah kamu dengar hujat-Nya.
66. Bagaimana pendapat kamu?" Mereka menjawab dan berkata: "Ia harus dihukum mati!"
67. Lalu mereka meludahi muka-Nya dan meninju-Nya; orang-orang lain memukul Dia,
68. dan berkata: "Cobalah katakan kepada kami, hai Mesias, siapakah yang memukul Engkau?"
APAKAH MURID-MURIDNYA AKAN MENGALAMI HAL SAMA SEPERTI GURUNYA?
TUHAN YESUS SUDAH MEMPERINGATI MEREKA:
1. "Semuanya ini Kukatakan kepadamu, supaya kamu jangan kecewa dan menolak Aku.
2. Kamu akan dikucilkan, bahkan akan datang saatnya bahwa setiap orang yang membunuh kamu akan menyangka bahwa ia berbuat bakti bagi Allah.
3. Mereka akan berbuat demikian, karena mereka tidak mengenal baik Bapa maupun Aku.
4. Tetapi semuanya ini Kukatakan kepadamu, supaya apabila datang saatnya kamu ingat, bahwa Aku telah mengatakannya kepadamu."
DAN PERINGATAN TERSEBUT TERUS BERLAKU SAMPAI AKHIR JAMAN.
Kemudian pengikut-pengikut Kristus atau gereja mula-mula yang disebut agama Nasrani atau Kristen hidup dalam penderitaan, tetapi didalam penderitaan itu mereka malah giat mempertahankan imannya.
Dan jaman penderitaan tersebut berakhir setelah Kaisar Konstantinus I bertaubat dan menjadikan Kristen sebagai agama resmi Romawi, hingga dimulainya Abad Pertengahan, yaitu ketika Kaisar Romawi terakhir, Romulus Agustus dijatuhkan, kira-kira tahun 313 hingga 476. Pada periode ini Kepausan mulai berkembang, orang-orang Kristen tidak dianiaya sekejam dulu lagi, agama dan politik mulai bercampur jadi satu.
Kaisar Konstantinus I menjadi Kristen setelah mendapat penglihatan salib dan menjadi pembela dan pelindung kaum Kristen yang tertindas.
Kaisar Konstantinus I menjadi Kristen setelah mendapat penglihatan salib dan menjadi pembela dan pelindung kaum Kristen yang tertindas.
Sejak berakhirnya kekuasaan Kaisar Romawi Barat hingga dimahkotainya Charlemagne menjadi Kaisar Eropa Barat, kira-kira tahun 476 hingga hari Natal tahun 800. Pada periode ini gereja, terutama Kepausan, mengalami kemunduran moral. Para Paus dipaksa untuk terlibat lebih dalam lagi dalam politik, yang seringkali kotor, dan harus mengimbangi keinginan Kekaisaran Romawi Timur dan pemerintahan bangsa barbar di Barat. Meskipun kebanyakan orang Kristen pada periode ini bermukim di Asia Minor, namun penyebaran Injil terus dilakukan ke berbagai pelosok Eropa yang akan memengaruhi sejarah Abad Pertengahan.
Paus (dari bahasa Belanda: paus; bahasa Latin: papa dari bahasa Yunani: πάππαςpappas, "ayah")[2] adalah Uskup Roma dan pemimpin Gereja Katolik di seluruh dunia.[3]Keutamaan Uskup Roma sebagian besar berasal dari peranannya dalam tradisi sebagai penerus Santo Petrus, kepada siapa Yesus memberikan kunci Surga dan kuasa untuk "mengikat dan melepaskan" serta menyebutnya sebagai "batu karang" yang di atasnya Gereja kemudian dibangun.
Paus dianggap sebagai salah satu orang yang paling berpengaruh di dunia karena pengaruh kultural dan diplomatik yang dimilikinya. Ia juga kepala negara Kota Vatikan, suatu negara kota berdaulat yang terletak seluruhnyadi dalam ibu kota Italia di Roma.
Paus adalah pengganti rasul Petrus yang memegang kunci surga dan Paus adalah pemimpin gereja-gereja Katolik di seluruh dunia, itulah sebabnya gereja Katolik mempunyai doktrin di luar gereja Katolik tidak ada keselamatan.
“Di luar Gereja tidak ada Keselamatan” (extra ecclesiam nulla salus) adalah doktrin Iman Katolik yang diberikan oleh Yesus Kristus kepada Rasul Rasul, ditegaskan oleh Paus dan majelis yang diimankan di setiap masa. Ini adalah bagaimana Paus mendefinisikan:
“Hanya ada satu Gereja universal bagi yang beriman, diluar itu tidak bisa diselamatkan” (Pope Innocent III, Fourth Lateran Council, 1215.)
“Kami mengumumkan, mengatakan, mendefinisikan dan mengabarkan bahwa sangat diwajibkan bagi keselamatan setiap umat manusia melalui Paus Roma” (Pope Boniface VIII, the Bull Unam Sanctam, 1302.)
SUMBER: CATHOLICISM
21. Kamu telah mendengar yang difirmankan kepada nenek moyang kita: Jangan membunuh; siapa yang membunuh harus dihukum.
22. Tetapi Aku berkata kepadamu: Setiap orang yang marah terhadap saudaranya harus dihukum; siapa yang berkata kepada saudaranya: Kafir! harus dihadapkan ke Mahkamah Agama dan siapa yang berkata: Jahil! harus diserahkan ke dalam neraka yang menyala-nyala.
1. "Semuanya ini Kukatakan kepadamu, supaya kamu jangan kecewa dan menolak Aku.
2. Kamu akan dikucilkan, bahkan akan datang saatnya bahwa setiap orang yang membunuh kamu akan menyangka bahwa ia berbuat bakti bagi Allah.
3. Mereka akan berbuat demikian, karena mereka tidak mengenal baik Bapa maupun Aku.
4. Tetapi semuanya ini Kukatakan kepadamu, supaya apabila datang saatnya kamu ingat, bahwa Aku telah mengatakannya kepadamu."
INKUISISI
Inkuisisi adalah pengadilan Gereja abad pertengahan yang ditunjuk untuk mengusut bidat, yang disebut demikian karena menentang kesalahan dan tradisi Gereja Roma. Nama yang tidak terkenal ini digunakan dalam arti lembaga itu sendiri, yang adalah episkopal (diperintah oleh Uskup atau uskup-uskup) atau Paus, secara regional atau lokal; anggota pengadilan; dan cara kerja pengadilan.
Dikatakan bahwa semangat mereka untuk mengeksekusi musuh-musuh Gereja Roma diilhami oleh isu yang beredar di seluruh Eropa bahwa Gregorius bermaksud untuk menyangkal kekristenan. Untuk menangkal isu itu, Gregorius memulai perang yang kejam terhadap musuh-musuh Roma, yang mencakup orang-orang Protestan, Yahudi, dan Muslim.
Pertama Inkuisisi itu hanya menangani tuduhan tentang bidat, tetapi kekuasaannya segera meluas hingga mencakup tuduhan seperti tenung, alkimia, penghujatan, penyimpangan seksual, pembunuhan anak, pembacaan Alkitab dalam bahasa umum, atau pembacaan Talmud oleh bangsa Yahudi atau Alquran oleh orang-orang Muslim.
Tidak peduli apa pun tuduhannya, pelaksana Inkuisisi melakukan pemeriksaan mereka dengan kekejaman yang luar biasa, tanpa memiliki belas kasihan kepada siapa pun tidak peduli berapa usia, apa jenis kelamin, suku bangsa, keturunan bangsawan, posisi atau tingkat sosial yang istimewa, atau bagaimana kondisi fisik atau mental mereka. Dan mereka terutama bersikap kejam terhadap orang-orang yang menentang doktrin dan otoritas paus, terutama orang-orang yang sebelumnya adalah penganut Gereja Roma dan sekarang menjadi Protestan.
Dari semua petugas Inkuisisi di seluruh dunia, Inkuisisi di Spanyol adalah yang paling aktif dan sadis; itu merupakan contoh dari bahaya yang luar biasa dari pemberian kekuasaan yang tak terbatas atas tubuh dan kehidupan orang-orang yang tidak kudus yang menyatakan diri kudus.
INKUISISI YANG DILAKUKAN OLEH GEREJA PROTESTAN
Di tahun 1553. Michael Servetus, seorang ahli agama asal Spanyol, dihukum mati di bukit Champel, di selatan Kota Jenewa. Ia diikat ke sebuah tiang, dan dibakar pelan-pelan. Ia tewas kesakitan dengan jangat yang jadi hitam, hangus.
Apa salahnya? Ia menulis buku, ia menulis surat, ia berpendapat dan ia punya kesimpulannya sendiri tentang Tuhan.
Ia bermula belajar ilmu hukum di Toulouse, Prancis. Di sini ia menemukan injil, yang ia baca "seribu kali" dengan haru. Tapi kabarnya ia juga membaca Quran dan terpengaruh oleh Yudaisme, dan sebab itu sangat meragukan doktrin Trinitas. Marin Luther menjulukinya "Si Arab".
Di tahun 1531 ia menerbitkan bukunya, De Trinitatis erroribus libri vii. Konon ia mengemukakan bahwa inilah arti Yesus sebagai "Putra Allah": Tuhan Bapa mengembuskan Logos ke dalam dirinya, tapi Sang Putra tak setara dengan Sang Bapa. Seperti dikutip oleh Will Drant dalam jilid ke-6 The Story of Civilization, bagi Servetus, Yesus "dikirim oleh Sang Bapa dengan cara yang tak berbeda seperti salah seorang Nabi".
Di tahun 1546 ia menyelesaikan Christianismi Restitutio, dan mengirim naskahnya ke Calvin. Mungkin ia ingin menunjukkan oposisinya terhadap tafsir Calvin atas injil. Bagi Servetus, Tuhan tak menakdirkan sukma manusia ke neraka. Baginya, Tuhan tak menghukum orang yang tak menghukum dirinya sendiri. Iman itu baik, tetapi Cinta Kasih lebih baik.
Calvin, yang memandang Tuhan seperti yang tergambar dalam Perjanjian Lama -- angker dan penghukum -- tak melayani Servetus. Ia hanya mengirimkan karyanya, Christianae religionis institutio. Servetus pun mengembalikannya -- dengan disertai catatan yang penuh hinaan, disusul dengan serangkaian surat yang mencemooh. "Bagimu manusia adalah kopor yang tak bergerak, dan Tuhan hanya sebuah gagasan ganjil dari kemauan yang diperbudak". Calvin tak bisa memaafkan cercaan ini.
Calvin pula, lewat orang lain, yang memberitahu padri inkuisitor di Prancis tentang tempat bersembunyi Servetus. Kerja sama Protestan-Katolik yang tak lazim ini yang akhirnya membuat Servetus tertangkap di Wina. Ia memang berhasil melarikan diri. Tapi nasibnya sudah diputuskan: pengadilan sipil Wina, dengan napas Gereja Katolik, memvonisnya dengan hukuman bakar bila tertangkap.
Anehnya ia lari ke Jenewa, tempat Calvin berkuasa. Mungkin Servetus berpikir bahwa orang protestan, yang di Prancis dianiaya karena berbeda keyakinan, akan lebih toleran di kota itu. Tapi tidak. Mereka membakarnya.
Calvin kemudian membela kekejaman di bukit Champel itu dengan sebuah argumen yang kita kenal: Aku beriman kepada Kitab Suci, maka akulah yang tahu kebenaran itu. Yang tak sama dengan aku adalah musuh ajaran, musuh Tuhan, harus ditiadakan.
Masih ada catatan sejarah, dimana John Calvin juga MEMBAKAR seseorang yang dianggap bidat, diantaranya yakni ICHABOD CRANE pada abad ke 16.
Nama Bapa Reformasi Martin Luther pun pernah mencoreng Nama Kristus, dengan sikapnya yang sangat rasis, dan sifat rasis-nya itu ia abadikan pada buku yang Cabul dan sangat memalukan Jemaat Kristus: Nama bukunya adalah Vom schem Hamphoras (1543).
BERMUSUHAN KARENA BERBEDA TAFSIRAN ATAU PENDAPAT
Para reformator menjadi marah sekali kepada kaum Anabaptis dan berusaha membunuh mereka hanya karena berbeda tafsiran soal baptisan.
Reformator yang tercatat paling banyak membunuh Anabaptis ialah Zwingli. Ketika Zwingli mendengar bahwa pengikutnya yang meninggalkannya itu menggabungkan diri dengan Anabaptis dan mereka dibaptis ulang, ia sangat tersinggung dan marah sekali. Ia menganggap orang-orang Anabaptis tidak menghargai baptisannya. Zwingli mengumumkan bahwa barangsiapa yang dibaptis kedua kali, kepadanya akan dilaksanakan baptisan ketiga, yaitu ditenggelamkan ke dalam air.
Orang pertama yang dibunuh oleh Zwingli ialah Conrad Grebel, seorang pengikut Zwingli yang kemudian menyadari bahwa iman harus mendahului baptisan. Orang berikut yang dibunuh ialah Felix Manz. Ia ditenggelamkan di sungai Limmat. Ia menyerukan bahwa baptisan orang percaya adalah baptisan yang benar sesuai dengan firman Tuhan dan pengajaran Kristus.
Anabaptis lain korban pembunuh Zwingli ialah George Blaurock. Ia adalah seorang pelayan Anabaptis yang lebih efektif dari Greble dan Manz. Pada saat Felix Manz dihukum mati, George Blaurock hanya dihukum cambuk. Selanjutnya, dua setengah tahun kemudian ia dibakar hidup-hidup di sebuah tiang oleh kelompok Zwingli.
Dengan konsep sacral-society para reformator mengawinkan gereja mereka dengan negara mereka. Calvin dan Zwingli mengawinkan gereja Presbyterian/ Reform mereka dengan pemerintah Swiss, dan membunuh setiap orang yang tidak setuju dengan mereka. Luther mengawinkan gerejanya, Gereja Protestan, dengan pemerintah Jerman. Mereka membagi wilayah-wilayah kekuasaan gereja serta menyiksa bahkan membunuh orang-orang yang tidak setuju dengan mereka.
Didalam konsep sacral-society, yang mana agama dan negara disatukan, maka musuh agama adalah musuh negara, dan sebaliknya.
"Calvin felt it necessary, therefore, to come out with a public defense of the death-penalty for the heresy, in the spring of 1554. he appealed to the Mosaic law against idolatry and blasphemy,…."
Terjemahannya, "Selanjutnya Calvin merasa perlu memberikan pembelaan terhadap tindakan hukuman mati bagi penyesat yang terjadi pada musim semi 1554. Ia menerapkan hukum Musa untuk menghadapi penyembah berhala dan penghujat."
MEREKA MENGAKU UMAT KRISTUS TETAPI TINGKAH LAKUNYA SEPERTI UMAT YAHUDI YANG MENFITNAH TUHAN YESUS KAFIR ATAU MENGHUJAT ALLAH DAN MENGHUKUM MATI DI KAYU SALIB.
APAKAH MEREKA TIDAK MENGERTI KONSEP HUKUM TAURAT SEPERTI UMAT YAHUDI?
Matius 22
36. "Guru, hukum manakah yang terutama dalam hukum Taurat?"
37. Jawab Yesus kepadanya: "Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu.
38. Itulah hukum yang terutama dan yang pertama.
39. Dan hukum yang kedua, yang sama dengan itu, ialah: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri.
40. Pada kedua hukum inilah tergantung seluruh hukum Taurat dan kitab para nabi."
BEGITULAH BILA AGAMA MENJADI ALLAH (HAKIM DAN PENGUASA)
BAGAIMANA DENGAN SEKARANG, APAKAH MASIH ADA AGAMA YANG BERPOLITIK?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar